Benteng ini adalah saklah satu benteng di Sulawesi Selatan yang sudah cukup terkenal, Benteng Fort Rotterdarm ini sangat megah dan menawan. Sejarah mengenai benteng ini, dulunya adalah peninggalan Kesultanan Gowa yang Berjaya sekitar abad ke-17 dengan ibu kota Makassar. Sebenarnya, ada 17 benteng lain yang mengelilingi seluruh ibu kota tetapi Benteng Fort Rotterdarm inilah yang paling megah dan terjaga keasliannya hingga kini.
Benteng ini dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke 10 yang bernama Imanrigau Daeng Bonto Karaeng Laking atau Karaeng Tunipalangga Ulaweng, nama yang tidak sederhana karena sederhana hanya milik rumah makan. Benteng ini pernah hancur pada masa penjajahan Belanda, saat itu Belanda menyerang Kesultanan Gowa yang saat itu dipimpin oleh Sultan Hasanuddin, yaitu antara tahun 1655 hingga tahun 1668. Tujuan dari penyerangan Belanda tak lain adalah untuk menguasai jalur perdagangan rempah dan memperluas jalur untuk memudahkan mereka membuka jalur ke Banda dan Maluku. Akibat serangan ini, banyak bagian benteng yang hancur.
Tetapi kemudian Gubernur Jendral Speelman membangun lagi benteng ini dengan arsitektur Belanda. Aneh memang, benteng yang dia hancurkan tetapi dia juga yang memperbaiki. Bentuk benteng yang semula segi empat dengan empat bastion, kemudian ditambahkan satu bastion lagi di sisi barat. Nama Benteng ini berasal dari nama tempat kelahiran Speelman. Sejak saat itu, Benteng Fort Rotterdarm berfungsi sebagai pusat perdagangan dan penimbunan hasil bumi dan rempah sekaligus pusat pemerintahan Belanda di wilayah Timur Indonesia.
Benteng Fort Rotterdam |
Benteng ini berdiri kokoh setinggi 5 meter dengan tebal dinding 2 meter. Pintu utamanya memang berukuran kecil. Jika melihat benteng ini dari atas, bentuknya memang seperti penyu yang ingin masuk ke pantai. Tak jarang, benteng ini juga dikenal dengan nama benteng penyu, benteng ini memiliki 5 Bastion, yaitu bangunan yang lebih kokoh dan posisinya lebih tinggi, kemudian disetiap sudut benteng ditempatkan meriam untuk menjaga bila musuh sewaktu-waktu datang.
Didalam Benteng Fort Rotterdarm Makassar, tempat yang menarik adalah ruangan tahanan sempit Pangeran Diponegoro yang dibuang oleh Belanda yang tertangkap di tanah Jawa. Perang Diponegoro yang berakhir dengan dijebaknya Pangeran Diponegoro oleh Belanda saat mengikuti perundingan damai. Kemudian dipenjara di satu ruangan yang atapnya berbentuk melengkung. Selain itu juga ada museum di dalam benteng ini, yaitu Museum La Galiho yang di dalamnya terdapat banyak referensi mengenai sejarah kebesaran Makassar (Gowa-Tallo) dan daerah-daerah lainnya yang ada di Sulawesi Selatan.
Letak benteng yang tidak jauh dari pusat kota membuat tempat ini mudah dikunjungi. Hotel Horison Makassar adalah tempat yang tepat bila ingin berkunjung ke benteng rotterdarm. Hotel di Makassar ini menyediakan berbagai kamar yang dilengkapi kamar mandi pribadi yang luas. Selain itu, Anda juga bisa menikmati sauna, pusat kebugaran, spa dan pusat kesehatan, pemijatan, kolam rennag outdoor. Sebelum berjalan-jalan mengelilingi kota Makassar, Anda bisa bersantai dulu di hotel ini sambil menikmati layanan kamar dengan internet gratis, tv satelit dan sebuah minibar. Selainitu, Hotel Horison ini melayani antar-jemput bandara sehingga memudahkan pergerakan Anda. Dari Hotel Horrison Makassar Anda hanya butuh 20 menit untuk berkendara sampai ke Fort Rotterdarm dan hanya 30 menit menuju Bandara Internasional Sultan Hasanuddin. Selamat menikmati liburan di Makassar, semoga menyenangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar