Taman Wisata Prasejarah Leang-Leang |
Berlokasi tidak jauh dari wisata alam Bantimurung tepatnya di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, terdapat sebuah wisata sejarah yang sangat menarik bernama Taman Prasejarah Leang-Leang. Leang dalam bahasa Makassar memiliki arti 'gua'. Diberi nama Leang-Leang atau gua-gua karena di kawasan ini terdapat banyak gua arkeologis yang sangat menarik. Di sekitar pegunungan Karst Makassar yang terbentang dari Kabupaten Maros hingga Manado, konon katanya merupakan yang terpanjang di dunia dan terdapat banyak gua.
Anda yang berasal dari luar kota Makassar dan ingin berkunjung ke gua ini tidak perlu repot-repot mencari penginapan. Anda bisa menginap di hotel Horison Makassar. Salah satu hotel di Makassar ini menawarkan berbagai kamar yang dilengkapi dengan kamar mandi pribadi yang luas serta kamar ber-AC dengan internet kabel gratis, TV satelit dan minibar. Anda juga bisa menikmati santapan lokal maupun internasional di restoran Malabar, dan aneka minuman serta koktail di Putri Lounge Bar. Jika anda melakukan pemesanan sekarang, anda akan mendapatkan diskon 8%. Dari hotel ini menuju Taman Prasejarah Leang-Leang pun jaraknya tidak terlalu jauh.
Gua Leang-Leang menceritakan kehidupan manusia prasejarah yang sangat menarik perhatian para ilmuwan. Lokasi ini dapat ditempuh dari Bandara Sultan Hasanuddin menggunakan angkutan umum. Meski sudah tidak termasuk dalam wilayah desa wisata Samangki, namun dapat disebut sebagai objek wisata daerah sekitar Samangki. Karena terletak hanya berjarak sekitar 7,5 km dari Samangki.
Di dalamnya kurang lebih terdapat sekitar 60 gua dan masih banyak yang belum diteliti isinya. Ini dikarenakan letaknya yang berada di bukit terjal dan agak lurus. Sekitar tahun 50-an, Van Heekeren dan Miss Heeren menemukan gambar gua prasejarah yang berwarna merah di gua Pettae dan Petta Kere yang letaknya berdekatan. Ditemukan oleh Van Heekeren, gambar babi rusa yang sedang meloncat dan di bagian dadanya terdapat anak panah yang menancap. Sedangkan, Miss Heeren menemukan gambar telapak tangan wanita berwarna merah. Menurut para arkeologi, lukisan prasejarah tersebut sudah ada sejak 5000 tahun silam. Para arkeolog menduga gua tersebut telah dihuni sekitar tahun 8000-3000 sebelum masehi.
Taman Wisata Prasejarah Leang-Leang - Lukisan babi rusa |
Pada Gua Pettae, pintu guanya dipagari besi setinggi 1500 cm. Dari pintu itu, lukisan telapak tangan sudah terlihat karena memang guanya tidak terlalu dalam. Ada 5 lukisan telapak tangan, namun hanya 3 yang masih utuh. Sedangkan Gua Petta Kere dapat ditempuh dengan berjalan kaki, jaraknya kurang lebih 300 meter. Gua ini menyimpan lukisan prasejarah lebih banyak. Selain lukisan-lukisan, terdapat pula sampah-sampah dapur yang berserakan seperti, kulit kerang dan keong.
Taman Wisata Prasejarah Leang-Leang - Peralatan purba |
Guna melestarikan dan mengenalkan gua-gua tersebut kepada masyarakat, maka pada tahun 80-an pemerintah setempat mengangkatnya menjadi tempat wisata sejarah dengan nama Taman Wisata Prasejarah Leang-Leang.
Masyarakat setempat memiliki pemahaman tersendiri terhadap lukisan prasejarah berupa telapak tangan itu. Apabila lukisan tangan itu berjari lengkap maka akan dianggap sebagai penolak bala, sedangkan jika jarinya hanya berjumlah 4 maka mereka akan menganggapnya sebagai ungkapan berduka cita.
Taman Wisata Prasejarah Leang-Leang - Lukisan tangan |
Dibandingkan dengan gua-gua yang lain, gua Leang-Leang tergolong paling bersih dari coretan-coretan tangan-tangan jahil para pengunjung. Namun sebagian besar lukisan telapak tangan memang sudah agak pudar, hal ini disebabkan oleh banyaknya pengunjung yang menempelkan tangannya di lukisan telapak tangan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar