Yakuza Sejarah dan Asal Usul

Senin, 20 Januari 2014

Yakuza
Yakuza
Sepertinya kita sudah sering mendengar apa itu Yakuza. Jika kita menonton film, kita mengenal Yakuza sebagai organisasi atau gangster Jepang yang menguasai kota. Yakuza juga mempunyai sebutan lain, yaitu '893' yang bila dilafal dalam bahasa Jepang akan tersebut kata Yakuza.

Sindikat ini pada umumnya menguasai aktivitas kriminal, bisnis dan area tertentu. Mulai dari narkotika, senjata, tempat pelacuran, klub malam, penyelundupan mobil, dan lain sebagainya. Yakuza pun tidak hanya bercokol di Jepang saja, tapi juga menyebar di seluruh dunia untuk memperkuat jaringan bisnis dan sindikatnya.

Jika kita ingin menelusuri asal-usul Yakuza, kita bisa kembali ke tahun 1612. Era yang menjadi cikal bakal kemunculan Yakuza untuk pertama kalinya. Pada masa itu, Shogun Tokugawa berhasil menjatuhkan penguasa sebelumnya dan naik menjadi penguasa saat itu. Masa transisi penguasa ini menyebabkan, para Samurai yang mengabdi pada Shogun sebelumnya menjadi kehilangan Tuan dan menganggur. Tercatat ada sekitar lima ratus ribu-an Samurai yang akhirnya menganggur. Kumpulan orang-orang ini disebut juga dengan Ronin. Alias Samurai tak bertuan.

Tuntutan biaya dan kebutuhan hidup yang akhirnya mendorong mereka untuk bertahan dengan cara lain. Kebanyakan dari mereka beralih profesi menjadi pedagang atau Tekiya. Namun karena tidak semua Ronin bisa tertampung dengan lapangan kerja dan peluang berdagang yang ada, sebagian dari mereka pun akhirnya malah menjadi preman dan mengelola perjudian.

Walaupun para Ronin merupakan pencetak angka kriminalitas saat itu, disisi lain kekerabatan antar mereka begitu kuat. Mereka menghormati para senior mereka. Begitupun sebaliknya, para senior pun membawahi junior-junior mereka dengan baik dan terstruktur. Hingga kelak, keberadaan kaum Ronin pun menjadi semakin terorganisir. Seperti halnya terdapat Bos dan bawahan yang akhirnya terbentuk menjadi organisasi Yakuza. Bos memberikan perlindungan dan menjamin kesejahteraan para bawahannya. Sedangkan para bawahan harus memegang teguh nilai loyalitas tanpa cacat.

Yakuza - Yakuza dengan tattoo
Yakuza - Yakuza dengan tattoo
Terdapat suatu bentuk tradisi yang khas pada Yakuza. Tradisi pertama terletak pada tattoo yang memenuhi sukujur tubuh mereka. Berikutnya, bentuk hukuman atas kesalahan yang mereka lakukan. Baik dari tugas yang tidak bisa dilakukan dengan baik sampai pada penghianatan terhadap Bos mereka. Biasanya hukuman yang paling sering dilakukan adalah dipotongnya ruas atas jari kelingking mereka bila mereka mendapat teguran dari sisi tugas dan ketaatan.

Yakuza - Yakuza dengan jari kelingking terpotong
Yakuza - Yakuza dengan jari kelingking terpotong
Pada saat dibomnya kota Nagasaki dan Hiroshima pada tahun 1945, keberadaan Yakuza sempat merosot. Keadaan yang begitu kacau saat itu membuat banyak anggota Yakuza kembali ke kalangan masyarakat umum. Namun, seorang Admiral muda bernama Yoshio Kodame memilih keluar dari militer Jepang dan membangkitkan keberadaan Yakuza kembali.

Saat itu terdapat dua kubu Yakuza yang paling berkuasa. Yaitu, kubu Yamaguchi-gumi dengan Bosnya Kazuo Taoka dan kubu Tosei-kai dengan Bosnya yang bernama Hisayuki Machii. Yoshio Kodame berhasil mengumpulkan orang-orang yang berasal dari dua kubu ini dan membangun kembali organisasi Yakuzanya sendiri. Belum lagi Kodame pun juga mendapat backup dari Amerika Serikat (AS) dan menjadi intel untuk meruntuhkan pertumbuhan komunis di Jepang. Kepiawaiannya sebagai penengah dan bernegosiasi membuat kekuatannya semakin berkembang. Kodame pun menjadi 'Godfather' atau Bos dari semua Bos Yakuza saat itu. Sepak terjang yang dilakukan Kodame membuat keberadaan Yakuza pun kembali naik pada tahun 1958. Tercatat bahwa angka populasi anggota yakuza mencapai 184.000 orang saat itu.

Yakuza - Yoshio Kodama
Yakuza - Yoshio Kodame
Yakuza sangat menjunjung tinggi budaya rapih dalam pola pekerjaan dan penampilan mereka. Mereka selalu bergerak dengan struktur rencana dan objektivitas yang jelas. Mulai dari pimpinan tertinggi, intel, pasukan elit, sampai preman kelas bawah yang diturunkan di jalanan. Bagi mereka loyalitas dan dedikasi adalah hal yang utama. Nilai Bushido yang berakar dari nilai-nilai Samurai tetap mereka pegang sampai sekarang. Mati dalam menjalankan tugas merupakan suatu kehormatan bagi mereka. Jadi jangan heran jika mereka bisa melakukan hal sadis sekalipun demi tercapainya tujuan mereka.

Yakuza - Bos Yakuza
Yakuza - Bos Yakuza
Hingga kini, keberadaan Yakuza pun semakin meluas. Bahkan percaya atau tidak keberadaan mereka di Indonesia pun tidak bisa disangkal. Mereka membackup aktivitas pengusaha-pengusaha Jepang yang berekspansi ke Indonesia dari gangguan mafia dan preman di Indonesia. Sekaligus terlibat dalam bisnis-bisnis yang dilakukan para pengusaha tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar