Belum banyak orang yang mengetahui keberadaan candi di Solo dengan oranamen-ornamennya yang terkesan erotis. Ya, Candi Sukuh di Solo merupakan candi yang sangat menarik dan sangat unik. Selain kesan erotis yang ditampilkan pada candi ini, Candi Sukuh juga memiliki bangunan yang terlihat mirip dengan piramida milik suku Maya di Amerika Tengah.
Candi Sukuh |
Tidak seperti candi Borobudur yang sudah mendunia, candi Sukuh justru kebalikannya. Bahkan masyarakat Solo sendiri pun masih banyak yang belm mengetahuinya. Mungkin hal ini disebabkan karena keberadaan candi yang terpencil yaitu di lereng gunung Lawu pada ketinggian lebih dari 1000 meter dpl. Kompleks candinya sendiri tidak begitu luas, hanya menempati sebidang tanah berundak dengan gapura yang tidak berada di tengah melainkan di sebelah kanan depan.
Sisi kanan dan kiri candi ini dihiasi dengan beberapa relief, salah satunya bergambar burung garuda yang sedang mencengkeram naga. Yang cukup mengherankan adalah relief bergambar manusia tanpa busana alias telanjang. Cukup mengejutkan memang, mengingat Indonesia sangat kental dengan norma kesusilaannya. Apalagi ini adalah candi, bangunan yang identik dengan tempat untuk beribadah.
Candi Sukuh |
Candi Sukuh |
Hal lainnya yang menarik dari candi ini adalah perbedaan pada arsitekturnya. Jika kebanyakan candi dibangun dengan bentuk menyerupai gunung Meru, Candi Sukuh justru memiliki tampilan yang sederhana hanya berbentuk trapesium. Dibangun sebelum runtuhnya Kerajaan Majapahit, candi ini lebih mirip piramida suku Maya dari Amerika Tengah. Mungkinkah dua suku dari dua benua yang berbeda bisa membuat bangunan dengan arsitektur dan desain yang hampir sama? Ataukah memang ada pengaruh dari suku Maya dalam pembangunan Candi Sukuh ini?
Berbagai teori dan dugaan pun bermunculan. Salah satunya menyebutkan bahwa candi ini dibangun pada masa-masa ketika kejayaan Hindu mulai memudar, akibatnya pembangunan Candi Sukuh dibuat dengan konsep kembali ke budaya pra sejarah. Teori lain menyebutkan bahwa bentuk candi ini merupakan bagian dari cerita pencarian Tirta Amerta (air kehidupan) yang terdapat dalam kitab pertama Mahabharata. Sebuah piramida dengan puncak yang terpotong melambangkan Gunung Mandaragiri yang puncaknya dipotong dan digunakan untuk mengaduk lautan mencari Tirta Amerta yang bisa memberikan kehidupan abadi bagi siapapun yang meminumnya.
makasih infonya kak
BalasHapusrcti online