Mengenang Sadisnya Tragedi G30S/PKI di Monumen Pancasila Sakti

Monumen Pancasila Sakti

 Tahun 1997, film propaganda menyeramkan tentang peristiwa G30S/PKI tayang untuk terakhir kalinya. Sejak Soeharto lengser, banyak kabar baru yang menyeruak tentang tewasnya 7 perwira tinggi Indonesia secara mengenaskan dan banyak pula fakta-fakta mengenai peristiwa tesebut yang masih diperdebatkan hingga sekarang. Yang jelas, kita masih bisa mengenang peristiwa menyedihkan tersebut dengan mengunjungi Monumen Pancasila Sakti di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Kamu yang berasal dari luar Jakarta dan ingin bisa lebih lama lagi berada di kota metropolitan ini tidak perlu repot-repot mencari penginapan, hotel Alila Jakarta bisa jadi alternatifnya. Terletak di pusat kota, 10 menit berjalan kaki dari Istana Merdeka. Hotel di Jakarta Pusat ini menawarkan 2 restoran, kolam renang dan kamar-kamar dengan pemandangan menyapu kota. Tersedia juga Wi-Fi gratis. Kamar-kamar luas di Alila Jakarta memiliki dekorasi modern dan jendela-jendela besar. Masing-masing kamar berperabotan lengkap dengan TV layar datar bersaluran kabel dan kamar mandi pribadi dengan bathtub. Kamu bisa olahraga di pusat kebugaran atau menikmati layanan pijat tradisional Indonesia di Spa Alila. Perjalanan wisata dapat direncanakan di meja layanan wisata, sedangkan cendera mata lokal tersedia di toko suvenir. Restoran Buzz menyajikan berbagai hidangan Asia dan Barat. Pilihan makan lainnya mencakup hidangan Shanghai di Shanghai Storm dan kudapan ringan di Space Lounge. Kamu pun bisa menikmati perawatan spa yang memanjakan di Spa Alila. Jika kamu melakukan pemesanan sekarang, kamu akan mendapatkan diskon mulai dari 8%. Hotel ini hanya berjarak 4 km dari pusat bisnis dan 25 km dari Bandara Internasional Soekarno Hatta serta tidak terlalu jauh dari Monumen Pancasila Sakti.
 

Terletak di Jalan Raya Pondok Gede Lubang Buaya, Cipinang, Jakarta Timur, kompleks Monumen Pancasila Sakti terbilang cukup mudah diakses dari pusat kota Jakarta. Di sekitarnya terdapat banyak penunjuk jalan yang semakin memudahkan siapa saja berkunjung ke tempat ini. Di dalamnya terdapat banyak pohon-pohon besar yang rindang sehingga membuat udara di kompleks monumen ini tidak terlalu panas. 

Lubang Buaya

 Anda akan dibuat takjub saat sampai di depan monumen yang memang terlihat begitu kokoh. Di monumen ini terdapat 7 patung pahlawan revolusi berdiri dan membentuk formasi setengah lingkaran. Ke 7 pahlawan revolusi itu antara lain Ahmad Yani, Raden Suprapto, Mas Tirtodarmo Haryono, Siswondo Parman, D.I Panjaitan, Sutoyo Siswomiharjo dan Piere Andreas Tendean. Tak jauh dari patung-patung inilah sumur yang menjadi tempat pembuangan mayat ke 7 pahlawan revolusi itu berada. Sumur itu sangat sempit, hanya berdiameter 75 cm dengan kedalaman 12 meter. Di permukaan sumur tersebut ada cat merah sebagai gambaran bahwa dulunya sumur itu penuh dengan mayat yang bersimbah darah. 

Tidak hanya sumur ‘maut’ itu saja yang diilustrasikan bersimbah darah, ada juga diorama ke 7 pahlawan revolusi yang bersimbah darah. Ragam diorama yang dipamerkan di monumen ini memang detail dan mampu bercerita. Juga terdapat rekaman suaranya yang membuat diorama ini seolah-olah nyata. Misalnya saja di ruang penyiksaan, disini benar-benar dibangun suasana penyiksaan lengkap dengan suara-suara dan backsound yang menguatkan upaya doktrin.

Drama yang dipamerkan di Monumen Pancasila Sakti

 Secara keseluruhan, apa yang dipamerkan di kompleks monumen ini memang gambaran dari film G30S/PKI. Kamu akan merasakan 'kengeriannya' jika berkunjung pada saat monumen ini sepi. Monumen Pancasila Sakti buka dari Selasa-Minggu mulai jam 09.00 hingga 16.00. Khusus pada Minggu pagi, diadakan ‘Minggu ria’ di sekitar kompleks yang berlangsung dari jam 06.00-09.00.  Menurut petugas monumen, kini pengunjung di Monumen Pancasila Sakti berkurang.