Paraga, Asal Muasal Sepak Takraw

Selasa, 04 Februari 2014

Indonesia selain kaya akan khasanah budayanya, negeri ini juga memiliki berbagai jenis olahraga rakyat yang telah mendunia. Tidak hanya pencak silat, sepak takraw atau sepakbola rotan juga telah menjadi favorit masyarakat dunia. Perlu diketahui bahwa sepak takraw pertama kali muncul di Makassar, Sulawesi Selatan.

Kamu yang berasal dari luar kota Makassar dan ingin mengunjungi kota ini sekaligus melihat langsung atraksi kesenian Paraga khas kota Makassar, tidak perlu repot-repot mencari penginapan. Kamu bisa menginap di hotel Horison Makassar. Dapat dicapai dalam 30 menit berkendara dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin. Salah satu hotel di Makassar ini menawarkan berbagai kamar yang dilengkapi dengan kamar mandi pribadi yang luas serta kamar ber-AC dengan internet kabel gratis, TV satelit dan minibar. Kamu juga bisa menikmati santapan lokal maupun internasional di restoran Malabar dan aneka minuman serta koktail di Putri Lounge Bar. Jika kamu melakukan pemesanan sekarang, kamu akan mendapatkan diskon 8%. Dengan menginap di hotel ini pun kamu bisa berkeliling kota Makassar dan menyempatkan diri melihat atraksi seru kesenian paraga.

Paraga
Paraga
Saat itu, Makassar masih berbentuk Kerajaan Gowa. Takraw yang saat itu disebut paraga hanya boleh dimainkan oleh para bangsawan dan keluarga kerajaan. Jadilah olahraga ini hanya digelar di lingkungan kerajaan. Paraga sendiri adalah olahraga, permainan, juga sekaligus kesenian tradisional. Paraga dimainkan tidak untuk bertanding melainkan hanya sebgai atraksi unjuk kebolehan. Paraga juga dimainkan secara beregu dengan jumlah anggota minimal 6 orang. Dalam paraga, bola rotan dipantul-pantulkan tidak hanya menggunakan kaki tapi juga menggunakan kaki dan tangan. Keberadaan Passapu (topi segitiga yang diberi lapisan kanji agar mampu berdiri tegak) sangat membantu para pemain untuk mengolah bola dengan kepala. Para pemain juga kerap menggunakan sarung yang kerap menjadi bagian dari kostu mereka juga untuk mengolah bola.

Bola paraga juga berbeda dengan bola rotan yang sering digunakan untuk sepak takraw. Satu bola paraga utuh memiliki 3 lapis anyaman rotan. Kebanyakan pemain paraga pun bisa membuatnya sendiri. Jadi jika ada bagian bola yang rusak, mereka bisa memperbaikinya sendiri. Biasanya, usai bola paraga dibuat ada perlakuan khusus sebelum dimainkan. Bola paraga diberikan mantra khusus oleh guru atau pemain senior untuk menjaga keselamatan dan kekompakan para pemain
Posisi pemain dalam mengolah bola paraga pun beragam. Mulai dari berdiri, jongkok, duduk hingga berbaring. Paraga juga dimainkan dalam berbagai formasi, salah satunya formasi menara yang terbentuk dari tumpukan para pemain yang berdiri di atas bahu pemain lainnya hingga terbentuk menara. Paraga juga biasanya diiringi musik agar para pemainnya tetap semangat. Para pemain paraga bergerak memantul-mantulkan bola sambil menari mengikuti iringan musik yang dimainkan.

Sejak Islam masuk ke Kerajaan Gowa, permainan ini perlahan-lahan bisa dinikmatidan masuk ke kalangan masyarakat biasa. Kentalnya corak Islam bahkan masih melekat pada atraksi paraga ini. Setiap kali melakukan permainan ini, para pemain kerap melafalkan Lailahaillalah dengan nada teratur.
Kini atraksi paraga terus berkembang dan telah menginspirasi hingga menjadi olahraga sepak takraw yang digemari berbagai kalangan di Makassar dan Sulawesi Selatan bahkan olahraga ini sudah mendunia. Hal ini jelas menjadi kebanggaan tersendiri bagi Indonesia, sangat menarik bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar